Lukisan yang paling mengerikan menurut saya adalah gambaran jual beli perempuan untuk diperbudak yang dilukis oleh Jean-Léon Gérôme (1824 – 1904). Gérôme yang merupakan pelukis Prancis melukis beberapa adegan jual beli budak perempuan. Saya menilai secara konseptual bahwa lukisan bertemakan perbudakan sama mengerikannya dengan lukisan pembunuhan maupun penyiksaan.

Lukisan The Slave Market dilukis Jean-Léon Gérôme pada tahun 1866.

Lukisan Buying a Slave yang dilukis Jean-Léon Gérôme pada tahun 1857.

Pada kedua lukisan di atas dapat dilihat bahwa perempuan yang diperbudak tidak memiliki otoritas atas tubuhnya sendiri. Di negeri tempat asal Gérôme, perbudakan pertama kali dihapus oleh Republik Prancis pada tahun 1794 selama masa pemerintahan Maximilien Robespierre. Akan tetapi, Napoleon mencabut keputusan itu pada 1802 dan merestorasi perbudakan. Republik Prancis Kedua kemudian melarang kembali perbudakan pada tahun 1848.

Lukisan The Slave Market yang dilukis Jean-Léon Gérôme pada tahun 1871.

Lukisan The Slave Market di atas menggambarkan kondisi pasar budak yang terdapat di Afrika Utara. Perbudakan di Afrika Utara telah terjadi sejak masa Romawi yang kemudian diteruskan oleh para penguasa imperium Muslim, salah satunya Turki Ottoman. Selama ini perbudakan selalu diasosiasikan dengan kulit hitam, namun di Afrika Utara para budak yang dijual mayoritas adalah berkulit putih. Perbudakan di Afrika Utara baru dihapus sejak Prancis menguasai daerah tersebut.

Lukisan Slave Market in Ancient Rome yang dilukis Jean-Léon Gérôme pada tahun 1884.

Lukisan A Roman Slave Market yang dilukis Jean-Léon Gérôme pada tahun 1884.

Dalam konteks sejarah seni, tema perbudakan perempuan tidak dapat dilepaskan dari lukisan-lukisan Harem di mana menggambarkan ruang domestik bagi perempuan dalam masyarakat muslim. Masyarakat muslim yang patriarkis memang memposisikan perempuan dalam relasi kuasa yang tidak setara dengan laki-laki. Perempuan akan selalu dianggap lebih rendah, apalagi jika ia seorang budak. Perempuan digambarkan dengan seksualitas pasif, sementara laki-laki digambarkan mendominasi dalam segala hal.

Lukisan Pool in a Harem yang dilukis Jean-Léon Gérôme pada tahun 1876.

Lukisan bertema perbudakan perempuan tidak hanya dilukis oleh Gérôme saja. Pelukis lainnya seperti Gustave Boulanger (1824 – 1888) dan Otto Pilny (1866 – 1936) juga mengambil subjek yang sama. Bahkan di abad 21 Masehi di mana perbudakan sudah dihapus ratusan lalu karena bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, ISIS malah mempratekkannya dengan menjadikan perempuan sebagai budak, terutama untuk memenuhi hasrat seksual.

Lukisan The Slave Market yang dilukis oleh Otto Pilny pada tahun 1910.


Sumber : QUORA